Rabu, 25 Maret 2015

PayPal



PayPal Inc. adalah perusahaan dalam jaringan yang menyediakan jasa transfer uang melalui surat elektronik, menggantikan metode lama yang masih menggunakan kertas, seperti cek dan wesel pos. PayPal juga menyediakan jasa untuk para pemilik situs e-commerce, lelangan, dan jenis usaha lain. Markas perusahaan ini terletak di San Jose, California, Amerika Serikat.
As seen on:

 

Akun Paypal

  • Akun Personal
Dengan akun tipe ini Anda sudah dapat mengirim dan menerima uang dan melakukan penjualan dengan eBay. Pada tipe ini, Anda bisa menerima pembayaran dari akun Paypal lain, namun tidak bisa menerima pembayaran dari credit atau debit card. Tidak ada biaya untuk setiap transaksi yang Anda lakukan pada tipe ini. Ada limit berapa banyak uang yang dapat Anda terima per bulannya. Jika Anda merencanakan ingin berjualan produk dalam jumlah yang besar, tipe personal tidak cocok buat Anda.
  • Akun Premier
Tipe ini hampir sama dengan akun Personal, bedanya pada tipe ini Anda bisa menerima pembayaran dari credit card, debit card dan rekening bank. Anda juga bisa menggunakan fasilitas shopping cart dan tool laporan pembayaran (payment reporting tool) Akun Premier cocok digunakan untuk penjual amatiran yang ingin menjual produknya secara reguler. Jika saat ini Anda memiliki akun personal, Anda dapat melakukan upgrade ke akun Premier.
  • Akun Business
Tipe Akun Business cocok digunakan untuk bisnis yang berskala besar atau online store. Pada tipe ini Anda diperbolehkan menggunakannya pada nama bisnis Anda, dan menggunakan laporan dan tool eBay tanpa adanya persyaratan mengenai jenis transaksi. Anda akan dikenakan biaya dalam menggunakan akun tipe ini. Jika saat ini Anda memiliki akun Personal atau Premier, Anda dapat melakukan upgrade ke akun Business.
PayPal tidak mengenakan biaya pada pembeli dalam mengirimkan uang ke penjual. PayPal akan mengenakan biaya kepada Anda sebagai penjual (penerima uang) sebesar 1.9% hingga 2.9% dari jumlah uang yang diterima. Saat pertama kali mendaftar, saya menggunakan akun Personal.

Contoh layanan e-Commerce


Contoh layanan e-Commerce yang paling mudah ditemukan di Indonesia adalah OLX (dulu TokoBagus), Tokopedia, dan Blibli.
Masing-masing memiliki model bisnis yang berbeda. Itulah sebabnya mereka tidak bisa dibandingkan satu dengan lainnya. Ada 5 macam model bisnis e-commerce yang paling umum dilakukan komunitas bisnis di Indonesia. Yaitu:

        
          1. Classifieds/Listing/Iklan baris
Ini adalah model bisnis e-commerce paling sederhana yang cocok digunakan di negara-negara berkembang. Dua kriteria yang biasa diusung model bisnis ini: Website yang bersangkutan tidak memfasilitasi kegiatan transaksi online Penjual individual dapat menjual barang kapan saja, dimana saja secara gratis Tiga situs iklan baris yang terkenal di Indonesia ialah Tokobagus, Berniaga, dan OLX. Kaskus selaku forum online terbesar di Indonesia juga bisa dibilang masih menggunakan model bisnis iklan baris di forum jual belinya. Ini dikarenakan Kaskus tidak mengharuskan penjualnya untuk menggunakan fasilitas rekening bersama atau escrow. Jadi transaksi masih dapat terjadi langsung antara penjual dan pembeli. Metode transaksi yang paling sering digunakan di situs iklan baris ialah metode cash on delivery atau COD.
Cara mencari uang: iklan premium.
Jenis penjual: situs iklan baris seperti ini cocok bagi penjual yang hanya ingin menjual sekali-kali saja, seperti barang bekas atau barang yang stoknya sedikit.

          2. Marketplace C2C (Customer to Customer)
Ini adalah model bisnis dimana website yang bersangkutan tidak hanya membantu mempromosikan barang dagangan saja, tapi juga memfasilitasi transaksi uang secara online. Berikut ialah indikator utama bagi sebuah website marketplace: Seluruh transaksi online harus difasilitasi oleh website yang bersangkutan Bisa digunakan oleh penjual individual Kegiatan jual beli di website marketplace harus menggunakan fasilitas transaksi online seperti layanan escrow atau rekening pihak ketiga untuk menjamin keamanan transaksi. Penjual hanya akan menerima uang pembayaran setelah barang diterima oleh pembeli. Selama barang belum sampai, uang akan disimpan di rekening pihak ketiga. Apabila transaksi gagal, maka uang akan dikembalikan ke tangan pembeli.
Tiga situs marketplace di Indonesia yang memperbolehkan penjual langsung berjualan barang di website ialah Tokopedia, Bukalapak, dan Lamido. Ada juga situs marketplace lainnya yang mengharuskan penjual menyelesaikan proses verifikasi terlebih dahulu seperti Blanja dan Elevenia.
Cara mencari uang: layanan penjual premium, iklan premium, dan komisi dari setiap transaksi.
Jenis penjual: situs marketplace seperti ini lebih cocok bagi penjual yang lebih serius dalam berjualan online. Biasanya sang penjual memiliki jumlah stok barang yang cukup besar dan mungkin sudah memiliki toko fisik.

          3. Shopping mall
Model bisnis ini mirip sekali dengan marketplace, tapi penjual yang bisa berjualan disana haruslah penjual atau brand ternama karena proses verifikasi yang ketat. Satu-satunya situs online shopping mall yang beroperasi di Indonesia ialah Blibli.
Cara mencari uang: komisi dari penjual.

          4. Toko online B2C (Business to Consumer)
Model bisnis ini cukup sederhana, yakni sebuah toko online dengan alamat website (domain) sendiri dimana penjual memiliki stok produk dan menjualnya secara online kepada pembeli. Beberapa contoh toko online di Indonesia ialah Bhinneka, Lazada Indonesia, BerryBenka, dan Bilna 1. Tiket.com, yang berfungsi sebagai platform jualan tiket secara online, juga bisa dianggap sebagai toko online. Keuntungan dari memiliki toko online Anda sendiri ialah Anda memiliki kebebasan penuh disana. Anda dapat merubah jenis tampilan sesuka Anda dan dapat membuat blog untuk memperkuat SEO toko online Anda.
Bagi Anda yang tertarik untuk membuka sebuah toko online secara mudah, Anda dapat coba menggunakan Shopify, Jejualan, Pixtem, Jarvis Store, dan Klakat.
Cara mencari uang: berjualan barang demi dapatkan profit.
Jenis penjual: model bisnis ini cocok bagi mereka yang serius berjualan online dan siap mengalokasikan sumber daya mereka untuk mengelola situs mereka sendiri.

          5. Toko online di media sosial
Banyak penjual di Indonesia yang menggunakan situs media sosial seperti Facebook dan Instagram untuk mempromosikan barang dagangan mereka. Uniknya lagi, sudah ada pemain-pemain lokal yang membantu penjual berjualan di situs Facebook yakni Onigi dan LakuBgt. Ada juga startup yang mengumpulkan seluruh penjual di Instagram ke dalam satu website yakni Shopious. Membuat toko online di Facebook atau Instagram sangatlah mudah, sederhana, dan asiknya gratis! Tapi penjual tidak dapat membuat templatenya sendiri. Di Indonesia, channel BBM pun juga sering digunakan sebagai media jual beli barang. Jenis penjual: penjual yang ingin memiliki toko online sendiri tapi tidak ingin repot.




As seen on:
http://id.techinasia.com/5-model-bisnis-ecommerce-di-indonesia/

Keamanan pada e-Commerce



Akses terhadap informasi juga harus dilakukan dengan melalui mekanisme otorisasi (authorization) yang ketat. Tingkat keamanan dari mekanisme otorisasi bergantung kepada tingkat kerahasiaan data yang diinginkan.

Integrity
Integrity merupakan aspek yang menjamin bahwa data tidak boleh berubah tanpa ijin pihak yang berwenang (authorized). Untuk aplikasi e-procurement, aspek integrity ini sangat penting. Data yang telah dikirimkan tidak dapat diubah oleh pihak yang berwenang. Pelanggaran terhadap hal ini akan berakibat tidak berfungsinya sistem e-procurement.
Secara teknis ada banyak cara untuk menjamin aspek integrity ini, seperi misalnya dengan menggunakan messange authentication code, hash function, digital signature.

Availability
Availability merupakan aspek yang menjamin bahwa data tersedia ketika dibutuhkan. Dapat dibayangkan efek yang terjadi ketika proses penawaran sedang dilangsungkan ternyata sistem tidak dapat diakses sehingga penawaran tidak dapat diterima. Ada kemungkinan pihak-pihak yang dirugikan karena tidak dapat mengirimkan penawaran, misalnya.
Hilangnya layanan dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari benca alam (kebakaran, banjir, gempa bumi), ke kesalahan sistem (server rusak, disk rusak, jaringan putus), sampai ke upaya pengrusakan yang dilakukan secara sadar (attack). Pengamanan terhadap ancaman ini dapat dilakukan dengan menggunakan sistem backup dan menyediakan disaster recovery center (DRC) yang dilengkapi dengan panduan untuk melakukan pemulihan (disaster recovery plan).

Non-repudiation
Non-repudiation merupakan aspek yang sangat penting dalam transaksi elektronik. Aspek ini seringkali dilupakan. Aspek non-repudiation menjamin bahwa pelaku transaksi tidak dapat mengelak atau menyangkal telah melakukan transaksi.
Dalam sistem transaksi konvensional, aspek non-repudiation ini diimplementasikan dengan menggunakan tanda tangan. Dalam transaksi elektronik, aspek non-repudiation dijamin dengan penggunaan tanda tangan digital (digital signature), penyediaan audit trail (log), dan pembuatan sistem dapat diperiksa dengan mudah (auditable). Implementasi mengenai hal ini sudah tersedia, hanya perlu diaktifkan dan diakui saja. Dalam rancangan Cyberlaw Indonesia – yang dikenal dengan nama RUU Informasi dan Transaksi Elektronik – tanda tangan digital diakui sama sahnya dengan tanda tangan konvensional.

Standar Pengamanan
Dalam upaya untuk memenuhi aspek-aspek tersebut di atas, sistem perlu dirancang dan diimplementasikan sesuai dengan standar yang berlaku. Ada beberapa standar yang dapat diikuti, mulai dari standar yang sifatnya formal (seperti ISO 17799) sampai ke standar yang sifatnya lebih praktis dan operasional (yang sering disebut best practice).

Evaluasi Secara Berkala
Untuk membuktikan aspek-aspek tersebut sistem informasi perlu diuji secara berkala. Pengujian atau evaluasi ini sering disebut dengan istilah audit, akan tetapi bukan audit keuangan. Untuk menghindari kerancuan ini biasanya sering digunakan istilah assesement.
Evaluasi secara berkala bisa dilakukan dalam level yang berbeda, yaitu dari level management (non-teknis) dan level teknis. Masing-masing level ini dapat dilakukan dengan menggunakan metodologi yang sudah baku. Evaluasi untuk lebel non-teknis biasanya dilakukan dengan menggunakan metoda evaluasi dokumen. Metoda ini yang banyak dilakukan oleh auditor Indonesia. Namun, metoda ini belum cukup. Dia harus dilengkapi dengan evaluasi yang levelnya teknis sebab seringkali kecukupan dokumen belum dapat memberikan perlindungan. Sebagai contoh, seringkali auditor hanya mencatat bahwa sistem memiliki firewall sebagai pelindung jaringan. Akan tetapi jarang yang melakukan evaluasi teknis sampai menguji konfigurasi dan kemampuan firewall tersebut.
Untuk level teknis, ada metodologi dalam bentuk checklist seperti yang telah kami kembangkan di INDOCISC dengan menggunakan basis Open-Source Security Testing Methodology (OSSTM). Sayangnya di Indonesia tidak banyak yang dapat melakukan evaluasi secara teknis ini sehingga cukup puas dengan evaluasi tingkat high-level saja. Sekali lagi, evaluasi secara teknis harus dilakukan untuk membuat evaluasi menyeluruh.

Masalah Pengamanan Sistem

Salah satu kunci keberhasilan pengaman sistem informasi adalah adanya visi dan komitmen dari pimpinan puncak. Upaya atau inisiatif pengamanan akan percuma tanpa hal ini.
Ketidak-adaan komitmen dari puncak pimpinan berdampak kepada investasi pengamanan data. Pengamanan data tidak dapat tumbuh demikian saja tanpa adanya usaha dan biaya. Sebagai contoh, untuk mengamankan hotel, setiap pintu kamar perlu dilengkapi dengan kunci. Adalah tidak mungkin menganggap bahwa setiap tamu taat kepada aturan bahwa mereka hanya boleh mengakses kamar mereka sendiri. Pemasangan kunci pintu membutuhkan biaya yang tidak sedikit, terlebih lagi jika menggunakan kunci yang canggih. Pengamanan data elektronik juga membutuhkan investmen. Dia tidak dapat timbul demikian saja. Tanpa investasi akan sia-sia upaya pengamanan data. Sayangnya hal ini sering diabaikan karena tidak adanya komitmen dari pimpinan puncak.
Jika komitmen dari pucuk pimpinan sudah ada, masih ada banyak lagi masalah pengamanan sistem informasi. Masalah tersebut adalah (1) kesalahan desain, (2) kesalahan implementasi, (3) kesalahan konfigurasi, dan (4) kesalahan operasional.

Kesalahan desain terjadi pada tahap desain dimana keamanan seringkali diabaikan atau dipikirkan belakangan (after thought). Sebagai contoh ada sebuah sistem informasi yang menganggap bahwa sistem operasi akan aman dan juga jaringan akan aman sehingga tidak ada desain untuk pengamanan data, misalnya dengan menggunakan enkripsi. Kami menemukan beberapa sistem seperti ini. Akibatnya ketika sistem operasi dari komputer atau server yang bersangkutan berhasil dijebol, data dapat diakses oleh pihak yang tidak berwenang. Demikian pula ketika jaringan yang digunakan untuk pengiriman data berhasil diakses oleh pihak yang tidak berwenang, maka data akan kelihatan dengan mudah.

Kesalahan implementasi terjadi pada saat desain diimplementasikan menjadi sebuah aplikasi atau sistem. Sistem informasi diimplementasikan dengan menggunakan software. Sayangnya para pengembang software seringkali tidak memiliki pengetahuan mengenai keamanan sehingga aplikasi yang dikembangkan memiliki banyak lubang keamanan yang dapat dieksploitasi4.

Kesalahan konfigurasi terjadi pada tahap operasional. Sistem yang digunakan biasanya harus dikonfigurasi sesuai dengan kebijakan perusahaan. Sebagai contoh, pemilik sistem membuat kebijakan bahwa yang dapat melihat dokumen-dokumen tertentu adalah sebuah unit tertentu. Namun ternyata konfigurasi dari sistem memperkenankan siapa saja mengakses dokumen tersebut. Selain salah konfigurasi, ada juga permsalahan yang disebabkan karena ketidak-jelasan atau ketidak-adaan kebijakan (policy) dari pemilik sistem sehingga menyulitkan bagi pengelola untuk melakukan pembatasan.

Kesalahan penggunaan terjadi pada tahap operasional juga. Kadang-kadang karena sistem terlalu kompleks sementara sumber daya yang disediakan sangat terbatas maka dimungkinkan adanya kesalahan dalam penggunaan. Sebagai contoh, sistem yang seharusnya tidak digunakan untuk melakukan transaksi utama (misalnya sistem untuk pengembangan atau development) karena satu dan lain hal digunakan untuk production. Hal ini menyebabkan tidak adanya pengamanan yang sesungguhnya. Selain itu ketidak-tersediaan kebijakan juga menyebabkan sistem digunakan untuk keperluan lain. Sebagai contoh, sistem email di kantor digunakan untuk keperluan pribadi.
Kesalahan-kesalahan di atas dapat menimbulkan celah lubang keamanan. Celah ini belum tentu menimbulkan masalah, sebab bisa saja memang celah ada akan tetapi tidak terjadi eksploitasi. Namun celah ini merupakan sebuah resiko yang harus dikendalikan dalam sebuah manajemen keamanan.

Manajemen Keamanan Transaksi Elektronik

Jika melihat masalah-masalah keamanan seperti diutarakan di atas, mungkin kita akan merasa takut untuk menjalankan transaksi elektronik. Sebetulnya masalah keamanan di dunia maya (cyberspace) memiliki prinsip yang sama dengan masalah keamanan di dunia nyata. Masalah keamanan ini dapat kita minimisasi sehingga e-procurement dapat diterima seperti halnya procurement konvensional.
Prinsip dasar dari penanganan atau management keamanan transaksi elektronik adalah meminimalkan dua hal:
  • meminimalkan potensi (probabilitas) terjadinya masalah yang ditimbulkan oleh keamanan;
  • meminimalkan dampak yang terjadi jika masalah tersebut terjadi
Hal yang pertama terkait dengan masalah pencegahan atau preventif. Sementara itu hal yang kedua terkait dengan bagaimana menangani masalah jika terjadi.
Untuk meminimalkan potensi terjadinya masalah dapat dilakukan sebuah security audit dan peningkatan pengamanan. Sebagai contoh, untuk meminimalkan potensi masalah keamanan dari sisi jaringan, dipasang sebuah firewall. Lubang-lubang keamanan yang ditemukan dari proses audit kemudian ditutup.
Sementara untuk meminimalkan dampak dapat dilakukan kajian sebagai bagian dari business impact analysis dan kemudian mengimplementasikan langkah-langkah untuk meminimalkan dampak. Sebagai contoh, apa akibatnya jika server yang digunakan untuk transaksi e-procurement tidak dapat diakses (rusak, terputus)? Berapa biaya yang hilang dari ketidak-tersediaan layanan tersebut? Hal ini dapat dikonversikan ke dalam bentuk finansial. Untuk meminimalkan dampak misalnya dapat diimplementasikan sistem ganda (redundant) dan disaster recovery.

As seen on:

Sabtu, 21 Maret 2015

Digital Literacy



Secara bahasa, digital literacy dalam bahasa Indonesia bisa bermakna kemampuan untuk bisa melakukan baca-tulis digital atau dalam arti singkat bisa diartikan melek digital
Melek digital adalah pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang digunakan dalam berbagai perangkat digital seperti smartphone, tablet, laptop dan PC desktop, yang semuanya dianggap sebagai jaringan daripada perangkat komputasi. Melek digital awalnya difokuskan pada keterampilan digital dan komputer, namun fokus telah dipindahkan dari komputer ke perangkat jaringan. Melek digital berbeda dari melek komputer dan keterampilan digital. Melek komputer diawali melek digital, dan mengacu pada pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan komputer tradisional (seperti PC desktop dan laptop) dengan fokus pada keterampilan praktis dalam menggunakan paket aplikasi perangkat lunak. Keterampilan digital adalah istilah yang lebih kontemporer, tetapi terbatas pada kemampuan praktis dalam menggunakan perangkat digital (seperti laptop dan smartphone).
Melek digital tidak menggantikan bentuk-bentuk tradisional keaksaraan. Tapi dibangun di atas dasar bentuk-bentuk tradisional keaksaraan.
Peneliti literasi digital mengeksplorasi berbagai topik, termasuk bagaimana orang menemukan, penggunaan, meringkas, mengevaluasi, membuat, dan mengkomunikasikan informasi saat menggunakan teknologi digital.

1.      Konsep akademik dan Pedagog
Dari perspektif kompetensi, melek huruf merupakan level terendah dalam perkembangan yang mencakup melek huruf, kelancaran dan penguasaan.
Literasi digital adalah keaksaraan baru, dan mungkin didekomposisikan sendiri menjadi beberapa sub-literasi.
Sebagai pendekatan pedagogis dalam desain kurikulum, penerapan literasi digital memberi keuntungan jauh. Selanjutnya, mengintegrasikan teknologi ke dalam kelas dengan cara tertentu, menghadapkan siswa ke berbagai praktek keaksaraan yang disebut multi-literasi yang
memperluas pandangan mereka dan memperlebar pemandangan informasi dan pengetahuan yang sangat konstruktif.
 
2.      Elemen inti dan efek pendidikannya
Literasi dapat dikelompokkan bersama dalam apa yang dikenal sebagai  Unsur penting dari Digital Literasi. 8 elemen yang dimaksud adalah:

  • Cultural -  unsur budaya dalam Digital Literasi membutuhkan penggunaan teknologi dalam konteks yang berbeda dan kesadaran akan nilai-nilai dan konsep khusus untuk berbagai konteks.

  • Cognitive - Komponen kognitifdalam Digital Literasi bertujuan untuk memungkinkan penguasaan penggunaan alat-alat teknologi, perangkat lunak dan platform.

  • Constructive - Unsur konstruktif memerlukan menggunakan kembali dan remixing sumber daya yang ada, tergantung pada kebutuhan; atau mengadaptasi mereka ke sumber daya baru.

  • Communicative - Komponen komunikatif membutuhkan kesadaran tentang perangkat komunikasi yang berbeda baik digital dan bergerak.

  • Confidence - Unsur kepercayaan atas Digital Literacy berarti mendapatkan kompetensi dengan teknologi digital dan kemampuan untuk menciptakan lingkungan untuk mempraktekkan keterampilan dan belajar mandiri.

  •     Creative - Melalui unsur Kreatif Digital Literacy, peserta didik digital membuat data baru dalam lingkungan digital berdasarkan kepentingan pribadi.

·         Critical - Komponen kritis membutuhkan pelajar digital untuk mengembangkan berbagai perspektif.
·         Civic - Unsur masyarakat adalah tentang bagaimana mengembangkan dan
memperoleh konsep demokrasi dan kewarganegaraan global melalui teknologi digital.

3.      Melek digital dan melek media
Menurut Renee Hobbs, penulis, Digital and Media Literacy: A Plan of Action, ,termasuk kemampuan untuk melakukan hal-hal::
·         Membuat pilihan yang bertanggung jawab dan mengakses informasi dengan mencari dan berbagi bahan dan memahami informasi dan ide-ide
·         Menganalisis pesan dalam berbagai bentuk dengan mengidentifikasi penulis, tujuan dan sudut pandang, dan mengevaluasi kualitas dan kredibilitas konten
·         Membuat konten dalam berbagai bentuk, membuat penggunaan bahasa, gambar, suara, dan alat-alat digital dan teknologi baru
·         Menggambarkan perilaku dan komunikasi seseorang dengan menerapkan tanggung jawab sosial dan prinsip-prinsip etika
·         Mengambil tindakan sosial dengan bekerja secara individu dan bersama-sama untuk berbagi pengetahuan dan memecahkan masalah dalam keluarga, tempat kerja dan masyarakat, dan dengan berpartisipasi sebagai anggota masyarakat

4.      Melek digital dan keterampilan abad ke-21
Melek digital membutuhkan keahlian tertentu antar-disiplin. Warshauer dan Matuchniak menyebutkan informasi, media, dan teknologi; pembelajaran dan inovasi keterampilan; dan hidup dan keterampilan karir sebagai tiga set keterampilanyang harus dikuasai setiap individu agar melek digital, atau melek keterampilan abad ke-21

5.      Penggunaan dalam pendidikan
Guru sering mengajarkan keterampilan digital literasi untuk siswa yang menggunakan komputer untuk penelitian. Keterampilan tersebut meliputi verifikasi sumber yang dapat dipercaya secara online dan bagaimana untuk mengutip situs  Google dan Wikipedia yang digunakan oleh siswa "untuk penelitian sehari-hari”.
Pendidik sering diharuskan lolos sertifikasi digital literasi untuk mengajar perangkat lunak tertentu dan  lebih lagi, untuk mencegah plagiarisme di kalangan mahasiswa.
.

5.1.   Digital native dan imigran
Marc Prensky menemukan dan mempopulerkan istilah "digital native" dan "digital immigrant." Digital native, menurut Prensky, adalah seseorang yang lahir di era digital. Seorang digital mengacu pada orang yang mengadopsi teknologi di kemudian hari.

5.2.   Digital visitor dan resident
Berbeda dengan Marc Prensky, Dave White dari Departemen Pendidikan Berkelanjutan di Universitas Oxford telah mempublikasikan konsep digital visitor dan resident. Secara singkat, konsep ini adalah bahwa visitor  tidak meninggalkan jejak sosial online dimana sebagian hidup resident tinggal secara online. Ini bukan dua kategori orang secara terpisah melainkan deskripsi dari perilaku kontinuum.

5.3.   Menulis Digital
Menulis digital adalah jenis baru dari komposisi yang semakin diajarkan pada universitas. Menulis digital adalah pedagogi berfokus pada dampak teknologi terhadap lingkungan menulis; tidak hanya menggunakan komputer untuk menulis.
Salah satu aspek penulisan digital adalah penggunaan hypertext. Berbeda dengan teks tercetak, hypertext mengajak pembaca untuk mengeksplorasi informasi secara non-linear.
Proses penulisan digital membutuhkan komposer untuk membuat unik "keputusan mengenai keterhubungan dan kelalaian."
Keputusan-keputusan ini "menimbulkan pertanyaan tentang tanggung jawab penulis untuk [text] dan objektivitas."

6.      Penggunaan dalam Masyarakat

Literasi digital membantu orang berkomunikasi dan mengikuti tren sosial. Literasi dalam layanan jaringan sosial dan situs Web 2.0 membantu orang tetap berhubungan dengan orang lain, menyampaikan informasi yang tepat waktu dan bahkan menjual barang dan jasa
6.1.   Jaringan sosial
Dengan munculnya jejaring sosial, orang yang melek digital sekarang memiliki suara besar secara online.
Tingkat digital literasi yang dibutuhkan untuk menyuarakan pendapat online hari ini dibandingkan dengan Internet sebelum jaringan sosial adalah dalam hitungan menit. Website seperti Facebook dan Twitter, serta situs-situs pribadi dan blog telah memungkinkan jenis jurnalisme baru yang subjektif, personal, dan "merupakan percakapan global yang terhubung melalui komunitasnya pembaca."

7.      Kesenjangan digital
Melek digital dan akses digital telah menjadi pembeda yang secara kompetitif semakin penting.
Howard Besser berpendapat bahwa kesenjangan digital adalah lebih dari sekedar kesenjangan antara mereka yang memiliki akses ke teknologi dan mereka yang tidak.
Penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2012 menemukan bahwa kesenjangan digital, seperti yang didefinisikan oleh akses ke teknologi informasi, tidak ada di antara kaum muda di Amerika Serikat.

8.      Digital Citizenship
Digital citizenship memiliki 9 komponen:
·         Digital access: partisipasi penuh elektronik dalam masyarakat
·         Digital commerce: pembelian dan penjualan barang secara elektronik
·         Digital communication: pertukaran informasi secara elektrinik
·         Digital literacy: proses mengajar dan belajar tentang teknologi dan penggunaan teknologi
·         Digital etiquette: standar dan prosedur tetap secara elektronik
·         Digital law: tanggung jawab atas tindakan dan perbuatan secara elektronik
·         Digital rights and responsibilities: Kebebasan tersebut diperluas ke semua orang di dunia digital
·         Digital health and wellness:  kesejahteraan fisik dan psikologis di dunia teknologi digital
·         Digital security(self-protection): tindakan pencegahan untuk menjamin keamanan secara elektronik

9.      Dampak global
Pejabat pemerintah di seluruh dunia telah menekankan pentingnya melek digital bagi perekonomian mereka. Banyak negara berkembang juga berfokus pada pendidikan digital literasi untuk bersaing secara global.

10.  Penggunaan dalam angkatan kerja
Mereka yang melek digital lebih mungkin aman secara ekonomis. Banyak pekerjaan memerlukan pengetahuan tentang komputer dan internet untuk melakukan fungsi dasar. Sebagai teknologi telah menjadi lebih murah dan tersedia  lebih mudah, banyak pekerjaan buruh yang  diperlukan melek digital juga.
Perekrut tenaga kerja sering menggunakan Website kerja untuk mencari karyawan potensial, sehingga pembesar pentingnya melek digital dalam mengamankan pekerjaan.


sumber: Digital Literacy - Wikipedia
http://en.wikipedia.org/wiki/Digital_literacy